Peran Pengawas dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru
Neni Lidia.,M.Pd (tengah) Pengawas Sekolah Model 2016 SMKN 3 Muara Bungo dalam acara workshop sehari bertema " School Based Professional Learning & Development ... Di SMKN 3 Ma. Bungo.
"Perangkat mengajar terpadu berbasis ICT & E-Portfolio Guru , UAS-CBT ... SMK BiSA."
"Perangkat mengajar terpadu berbasis ICT & E-Portfolio Guru , UAS-CBT ... SMK BiSA."
A. PENDAHULUAN
Pendidikan
yang terjadi dalam lingkungan sekolah sering disebut pendidikan formal,
sebab sudah memiliki rancangan pendidikan berupa kurikulum tertulis
yang tersusun secara sistematis, jelas, dan rinci. Dalam pelaksanaannya,
dilakukan pengawasan dan penilaian untuk mengetahui tingkat pencapaian
kurikulum tersebut. Peranan kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah
sangatlah strategis dan menentukan bagi tercapainya tujuan pendidikan.
Kurikulum juga memilki kedudukan dan posisi yang sangat sentral dalam
keseluruhan proses pendidikan, bahkan kurikulum merupakan syarat mutlak
dan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri.
Sebagai
program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis, kurikulum
mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan siswa. Dalam
kegiatan pengembangan kurikulum membutuhkan perencanaan dan sosialisasi,
agar pihak-pihak terkait memilki persepsi dan tindakan yang sama.
Sedangkan dalam pendidikan itu sendiri identik interaksi antara
pendidikan (guru) dan peserta didik (siswa) untuk mencapai tujuan-tujuan
pedidikan. Sebagai pendidik professional, guru bukan saja dituntut
melaksanakan tugasnya secara professional, tetapi juga harus memiliki
pengetahuan dan kemampuan professional.
B. RUMUSAN MASALAH
Mengapa
seorang calon guru perlu mempelajari pengembangan kurikulum dan sejauh
mana peran guru dalam pengembangan kurikulum tersebut ?
C. PEMBAHASAN
Guru
merupakan titik sentral, yaitu sebagai ujung tombak dilapangan dalam
pengembangan kurikukulum. Keberhasilan belajar mengajar antara lain
ditentukan oleh kemampuan professional dan pribadi guru. Dikarenakan
pengembangan kurikulum bertitik tolak dari dalam kelas, guru hendaknya
mengusahakan gagasan kreatif dan melakukan uji coba kurikulum
dikelasnya. Ini merupakan suatu fase penting dalam upaya pengembangan
kurikulum, disamping sebagai unsur penunjang admistrasi secara
keseluruhan.
Ada
beberapa pokok pikiran dibawah ini yang menjelaskan mengapa seorang
calon pendidik (guru) sangat perlu mempelajari pengembangan kurikulum
yaitu :
1. Guru Sebagai Pengambil Inisiatif, Pengarah, dan Penilai Pendidikan;
Guru
sebagai pelaksana kurikulum disini dijelaskan, bahwa seorang guru pada
saat dilapangan dialah yang menentukan implementasi kurikulum.
Implemantasi kurikulum disini hampir semuanya bergantung pada
kreativitas dan ketekunan seorang guru, karena dialah mengetahui situasi
dan kondisi pada saat dilapangan. Guru hendaknya mampu memilih dan
melaksanakan metode mengajar yang sesuai dengan kemampuan siswa. Bahan
pelajaran dan banyak mengajarkan siswa guru hendaknya mampu memilih,
menyusun dan melaksanakan evaluasi baik untuk mengevaluasi perkembangan
atau hasil belajar untuk menilai efesiensi pelaksanaan kurikulum
tersebut.
2. Guru Sebagai Pembimbing Belajar
Telah jelas bahwa dalam kurikulum dapat dibedakan antara official atau written curriculum dengan actual curriculum. Official atau written curriculum merupakan kurikulum resmi yang tertulis, yang merupakan acuan bagi pelaksanaan pengajaran dalam kelas. Actual curriculum merupakan kurikulum nyata yang diaksanakan oleh guru-guru. Kurikulum nyata merupakan implementasi dari official curriculum di dalam kelas. Beberapa ahli menyatakan bahwa betapapun bagusnya suatu kurikulum (official), haslnya sangat bergantung pada apa yang dilakukan oleh guru di dalam kelas (actual). Dengan demikian, guru memegang peranan penting baik penyusunan maupun pelaksanaan kurikulum.
3. Guru Harus Menguasai Manejemen Kurikulum
Seorang
guru yang akan mengembangkan kurikulum dituntut menguasai manajemen
pengembangan kurikulum. Dalam mengembangkan kurikulum, setidaknya guru
akan menemui delapan problem :
a. Bagaimana membatasi ruang lingkup atau keluasan materi;
b. Bagaimana mengaitkan relevansi materi dengan kompetensi yang dibutuhkan;
c. Bagaimana
memilih materi agar ada keseimbangan untuk peserta didik maju dan yang
lamban belajar, keseimbangan antara tuntutan pembangunan daerah dan
nasional;
d. Bagaimana mengintegrasikan materi yang satu dengan materi lainnya sehingga tidak terjadi duplikasi;
e. Bagaimana mengurutkan materi dan kompetensi yang diperlukan;
f. Bagaimana agar materi atau kompetensi berkesinambungan dan berjenjang;
g. Bagaimana merealisasikan artikulasi materi atau kompetensi secara menyeluruh;
h. Bagaimanakah
materi atau kompetensi yang diberikan dapat menjangkau masa depan alias
memiliki daya guna bagi kehidupan peserta didik;
Sulit
untuk mengatakan bahwa metode yang satu lebih efektif dan lebih mudah
digunakan dibandingkan yang lain. Perkembangan yang cepat pada ilmu
pengetahuan dan teknologi serta berbagai persoalan yang membutuhkan
penyelesaian antardisiplin ilmu menambah kesulitan untuk merancang atau
mengembangkan suatu kurikulum yang efektif. Prosedur dan perangkat
proses pembuatan dan pengembangan kurikulum, seperti yang telah
diuraikan dalam delapan problem pengembangan kurikulum di atas mencoba
mengurangi kesulitan tersebut dengan langkah-langkah atau
tahapan-tahapan yang logis.
Hal
yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa cara tersebut bukanlah resep
siap pakai untuk membuat atau mengembangkan kurikulum. Delapan problem
pengembangan kurikulum di atas harus dipandang sebagai penahapan agar
suatu proses dapat dijalankan dan diikuti. Dengan begitu proses
penjaminan mutunya lebih mudah.
4. Guru Sebagai Penentu Kuantitas dan Kualitas Pembelajaran
Disini
dijelaskan guru sebagai penentu kuntitas dan kualitas pembelajaran
dimana mereka (guru) harus mampu menjabarkan secara rinci setiap
kompotensi rumpun pembelajaran yaitu merumuskan tujuan, metode,
langkah-langkah dan mampu memotivasi siswa untuk proaktif dalam
mendapatkan pengetahuan. Dengan pengetahuan tentang pengembangan
kurikulum guru dapat menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
kondisif. Dalam hal ini guru menuyusun kurikulum dalam bidangnya untuk
jangka waktu satu tahun, satu semester, beberapa minggu ataupun beberapa
hari saja.
Jadi
tugas guru ialah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat memilih dan
menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan minat dan tahap
perkembangan anak.
D. KESIMPULAN
Mengajar
merupakan suatu pekerjaaan yang bukan saja menuntut kemampuan
intelektual dan fisik, tetapi juga kemampuan psikologis dan afektif.
Guru bukan saja harus bekerja sama dengan siswa, sebagai muridnya yang
sering sekaligus juga jadi kliennya, tetapi juga harus bekerja sama
dengan staf sekolah yang lain, orang tua serta warga masyarakat.
Hal
ini memberikan suatu pemahaman betapa pentingnya seorang guru sebagai
tokoh sentral dalam dunia pendidikan, sehingga kualitas guru dalam
mengajar sangat diperhitungkan untuk mencapai tujuan kurikulum yang uniform dengan metode belajar yang beragam.
0 Comments